GURU MI PROFESIONAL DAN TANTANGANNYA
(SITI URIFATUL KHOIRIYAH)
A. Pengertian Guru
Pengertian guru Menurut Noor
Jamaluddin (1978: 1), Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung
jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan
jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat
melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai
makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.
[1]
Firman Allah surat Al-Mujadallah
ayat 11:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ
تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ
انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ
أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Hai orang-orang beriman apabila
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS:
AL-Mujadallah: 11)
B. Jati Diri Seorang Guru
Siapakah sejatinya seorang guru itu?
Guru adalah sang pembebas dan pejuang, mengapa dikatakan demikian? Karena guru
lah yang membebaskan seorang atau beberapa orang dari kebodohan keterbelakangan
dalam berbagai renik bentuknya. Dengan bimbingan yang diberikan oleh guru
kepada siswanya ketika proses belajar pembelajaran berlangsung tentu bagi
mereka yang pada awalnya tidak mengetahui apapun akan menjadi mengerti.
Pahlawan tanpa tanda jasa ini
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi generasi penerus bangsa sebagai
pemegang estafet keberlangsungan hidup supaya dapat mempraktikkan pola pikir
dan pola sikap yang baik. Apabila terdapat beberapa siswanya yang tidak mampu
dalam menyelesaikan masalah, maka Guru akan senatiasa berjuang dengan sekuat
tenaganya agar peserta didik dapat memahami dan menyelesaikan setiap
permasalahan tersebut, dan dia akan mencari seribu cara untuk mencetak lulusan
yang dapat memecahkan setiap permasalahan di lingkungan masyarakat.[2]
C. Profil Guru
Guru
merupakan salah satu komponen pendidikan di sekolah yang memiliki peran penting
dan strategis. Dikatakan demikian sebab guru tidak hanya mengajar dan mendidik
saja, namun sesungguhnya meliputi :
1.
Guru
sebagai pengajar (teacher as instructor)
2.
Guru
sebagai pembimbing (teacher as counsellor)
3.
Guru
sebagai ilmuwan (teacher as scientist)
4.
Guru
sebagai pribadi (teacher as person)
5.
Guru
sebagai penghubung (teacher as communicator)
6.
Guru
sebagai pembaharu (inovator)
7.
Guru
sebagai pembangun (teacher as constructor (Adams dan Dickey dalam Hamalik,
2003).[3]
D. Profesionalisme Guru
Peran dan tugas
guru merupakan salah satu faktor determinan bagi keberhasilan pendidikan, oleh
karena itu keberadaan dan peningkatan profesi guru menjadi wacana yang sangat
penting. Pendidikan di abad pengetahuan menuntut adanya manajemen pendidikan
modern dan profesional dengan bernuansa pendidikan.[4]
Profesional
adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Profesional
adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Dari pengertian di atas , idealnya, seorang guru yang profesional harus
memenuhi empat kompetensi guru yang telah ditetapkan dalam Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yaitu :
1. Kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:
a.
konsep,
struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan
materi ajar;
b.
Materi
ajar yang ada dalam kurikulum sekolah.
c.
Hubungan
konsep antar mata pelajaran terkait
d.
Penerapan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
e.
Kompetisi
secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan
budaya nasional.
2. Kompetensi kepribadian, yaitu merupakan
kemampuan kepribadian yang mantap,stabil, dewasa, aeif dan bijaksana,
berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat,
mengevaluasi kinerja sendiri dan mengembangkan diri secara berkelanjutan.
3. Kompetensi sosial yaitu merupakan
kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk :
a. Berkomunikasi lisan dan tulisan.
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi secara fungsional.
c. Bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan bergaul
secara santun dengan masyarakat sekitar.
Menurut Suryasubroto (2002) tugas
guru dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga kegiatan yaitu
a.
Menyusun
program pengajaran seperti program tahunan pelaksanaan kurikulum, program
semester/catur wulan, program satuan pengajaran.
b.
Menyajikan/melaksanakan
pengajaran seperti menyampaikan materi, menggunakan metode mengajar,
menggunakan media /sumber, mengelola kelas/mengelola interaksi belajar
mengajar.
c.
Melaksanakan
evaluasi belajar: menganalisis hasil evaluasi belajar, melaporkan hasil
evaluasi belajar, dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.
Profesionalisme
guru adalah kemampuan guru untuk melakukan tugas pokoknya sebagai pendidik dan
pengajar meliputi kemampuan merencanakan, melakukan, dan melaksanakan evaluasi pembelajaran.
Pada prinsipnya setiap guru harus disupervisi secara periodik dalam
melaksanakan tugasnya. Jika jumlah guru cukup banyak, maka kepala sekolah dapat
meminta bantuan wakilnya atau guru senior untuk melakukan supervisi.
Keberhasilan kepala sekolah sebagai supervisor antara lain dapat ditunjukkan oleh
meningkatnya kinerja guru yang ditandai dengan kesadaran dan keterampilan
melaksanakan tugas secara bertanggung jawab.[5]
Guru Profesional juga mempunyai beberapa
karakter, yakni diantaranya sebagai berikut:
1. Selalu punya energi untuk siswanya
Seorang guru yang baik menaruh
perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang
baik juga punya kemampuam mendengar dengan seksama.
2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran
Seorang guru yang baik menetapkan
tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan
tertentu dalam setiap kelas.[6]
3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang
efektif
Seorang guru yang baik memiliki
keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa mempromosikan perubahan
perilaku positif di dalam kelas.
4. Punya keterampilan manajemen kelas yang
baik
Seorang guru
yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan
perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara efektif,
membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam kelas
5. Bisa berkomunikasi
dengan Baik Orang Tua
Seorang guru
yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka selalu
update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal
kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu
bersedia memenuhi panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter.
6. Punya harapan yang
tinggi pada siswa nya
Seorang guru
yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa
dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.
7. Pengetahuan tentang
Kurikulum
Seorang guru
yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan
standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga memastikan pengajaran
mereka memenuhi standar-standar itu.
8. Pengetahuan tentang
subyek yang diajarkan
Hal ini mungkin
sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik memiliki
pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka ajarkan.
Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi para
siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang
kolaboratif.
9.
Selalu memberikan yang terbaik untuk Anak-anak
dan proses Pengajaran
Seorang guru
yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira bisa
mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan memahami dampak atau pengaruh
yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya
sudah beranjak dewasa.
10. Punya hubungan yang
berkualitas dengan Siswa
Seorang guru
yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat menghormati dengan
siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.[7]
Guru profesional harus senantiasa
berusaha bersikap edukatif, yaitu ada kesesuaian antara ucapan dan
tindakan, tidak terlalu senjang antara kata dan fakta. Segala ucapan dan
tindakannya bisa menjadi teladan yang baik untuk para siswa dan masyarakat
umumnya. Selain itu, seorang guru yang profesional akan memberikan kebebasan
kepada siswanya untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu
yang dihadapinya. Dengan demikian siswa akan terbiasa dan terlatih untuk
berpikir sendiri, dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, mandiri, kreatif
dan mampu mempertanggungjawabkan pemikirannya.[8]
E. Problematika Guru
Problem
pertama guru yang terlihat jelas sekarang ini adalah kurangnya minat guru untuk
meneliti. Banyak guru yang malas untuk meneliti di kelasnya sendiri dan
terjebak dalam rutinitas kerja sehingga potensi ilmiahnya tak muncul
kepermukaan. Banyak guru menganggap kalau meneliti itu sulit. Sehingga karya
tulis mereka dalam bidang penelitian tidak terlihat sama sekali. Padahal setiap
tahun, depdiknas selalu rutin melaksanakan lomba keberhasilan guru dalam
pembelajaran (LKGDP) tingkat nasional yang diselenggarakan oleh direktorat
Profesi Guru.
Biasanya
para guru akan sibuk meneliti bila mereka mau naik pangkat saja. Karenanya guru
harus diberikan bekal agar dapat melakukan sendiri Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya
sendiri dengan jalan merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan
secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Problem
kedua guru adalah masalah kesejahteraan. Guru sekarang masih banyak yang belum
sejahtera. Terlihat jelas dikotomi antara guru berplat merah (Baca PNS) dan
guru berplat hitam (baca Non PNS). Banyak guru yang tak bertambah
pengetahuannya karena tak sanggup membeli buku. Boro-boro buat membeli buku,
untuk biaya hidupnya saja mereka sudah kembang kempis
Kenyataan di masyarakat banyak pula guru yang
tak sanggup menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi, karena kecilnya
penghasilan yang didapatnya setiap bulan. Dengan adanya sertifikasi guru dalam
jabatan, semoga kesejahteraan guru ini dapat terwujud.
Banyak contoh lain dari kehidupan
guru yang meskipun kesejahteraannya kurang, tapi komitmen terhadap pendidikan
tetap tinggi. Sebaliknya berapa banyak guru yang gajinya sudah
tinggi tapi tetap ogah-ogahan mengajar. Semua ini berpulang kembali pada
mentalitas kita.[9]
Problem
ketiga dari guru adalah kurang kreatifnya guru dalam membuat alat peraga atau
media pembelajaran. Selama ini masih banyak guru yang menggunakan metode
ceramah saja dalam pembelajarannya, tak ada media lain yang digunakan sebagai
alat bantu pembelajaran. Mereka tak pernah berpikir untuk membuat sendiri media
pembelajarannya. Kalau saja para guru kreatif, pasti akan banyak ditemukan
berbagai alat peraga dan media yang dapat digunakan guru untuk menyampaikan
materi pembelajarannya. Guru yang kreatif tak akan pernah menyerah dengan
keadaan. Kondisi minimnya dana justru membuat guru itu kreatif memanfaatkan
sumber belajar lainnya yang tidak hanya berada di dalam kelas, seperti : Pasar,
Museum, Lapangan olahraga, Sungai, kebun, dan lain sebagainya.
Profesionalitas
guru dalam menciptakan proses dan luaran pendidikan persekolahan yang bermutu
merupakan prasyarat mutlak demi terwujudnya sumber daya manusia Indonesia yang
kompetitif dan mandiri di masa datang. Oleh karena itu diperlukan upaya yang
sungguh-sungguh dan kontinyu bagi peningkatan dan pengembangan kemampuan profesional
guru.[10]
F.
Tantangan
Guru
Di tengah
tuntutan, tantangan serta berbagai persoalan kegagagalan dunia pendidikan,
sosok guru merupakan pihak yang paling tertuduh. Sosok guru merupakan orang
paling dimintai pertanggung jawabannya. Bahkan tidak ada alasan apa pun, yang
dapat diberikan oleh seorang guru untuk membela dirinya.
Maka, ketika
ujian nasional digulirkan dengan standar kelulusan yang cukup fantastis, sosok
guru pulalah, yang mula-mula merasa ketar-ketir. Ia mesti bertanggung jawab
atas segala apa yang akan terjadi pada peserta didik: frustasi, stress, depresi
dan segala keputusasaan mental generasi bangsa ini.
Maka
perbaikan dan evaluasi pada kemampuan seorang guru, seolah menjadi hal yang
logis untuk dilakukan pertama kali dalam memecahkan persoalan dunia pendidikan
Dengan
prinsip pembelajaran inovatif, seorang guru akan mampu memfasilitasi siswanya
untuk mengembangkan diri dan terjun di tengah masyarakatnya.
Hal ini dapat dipahami dengan
memerhatikan beberapa prinsip pembelajaran inovatif, yaitu: (a) pembelajaran,
bukan pengajaran; (b) guru sebagai fasilitator, bukan instruktur; (c) siswa
sebagai subjek, bukan objek; (d) multimedia, bukan monomedia; (e) sentuhan
manusiawi, bukan hewani; (f) pembelajaran induktif, bukan deduktif; (g) materi
bermakna bagi siswa, bukan sekadar dihafal; (h) keterlibatan siswa
partisipasif, bukan pasif.
Selain memberikan beberapa prinsip
dasar, pembelajaran inovatif juga menekankan adanya pola dan strategi
pendidikan yang utuh. Pola dan strategi pendidikan
yang menitik bertakan pada tercipanya kesadaran peserta didik pada dirinya
sendiri dan lingkungannya.
Selanjutnya,
ketakutan dan keminderan seorang guru dalam melakukan ekpresi merupakan salah
satu tumor pendidikan yang urgen untuk disembuhkan. Seorang guru sudah seyogyanya
untuk yakin bahwa setiap guru tanpa terkecuali dapat berinovasi dalam
pembelajarannya; seorang guru seyogyanya untuk yakin bahwa perbuatan-perbuatan
kecilnya yang teliti, semisal mencatat perubahan tentang cara dan gaya mengajar
setiap hari akan melahirkan hasil yang besar; serta seorang guru seyogyanya
untuk terbuka menerima saran dan kritik dari guru lain, bila pola pembelajaran
yang disampaikannya sama seperti yang kemarin.
Lebih jauh,
keberanian seorang guru dalam berinovasi, serta merta akan membentuk
karakternya menjadi kreatif. Kemampuan dan kapasitasnya, baik hard skill maupun
soft skill, akan terasah dengan sendirinya. Kekreatifan seorang guru, akan
berdampak tidak hanya pada pola komunikasi pembelajaran, tetapi juga akan
membentuk suasana serta atmosfir pembelajaran yang menyenangkan (enjoy
learning). Pembelajaran yang mampu mentransformasikan ilmu sekaligus mampu
membetuk karaketr siswa yang manusiawi.
Di bagian
akhir buku, juga diuraikan beberapa metode yang dapat digunakan oleh seorang
kreatif dalam membangun suasana kelas yang familiar dan manusiawi. Suasana
kelas yang tak lagi hadir sebagai ruang penjara yang dijejali teori, konsep dan
tugas dari guru. Tetapi raung kelas yang mampu menggali potensi siswa dan
menjernihkan nalar pikir anak didik dalam memahami dan mengaplikasikan
kemampuannya untuk dirinya sendiri dan lingkungannya.
Kreatifitas guru tentunya terletak
pada kekayaannya memiliki metode dan aneka model pembelajaran, serta
kecermatannya untuk memilih dan memilah metode dan aneka pembelajaran yang akan
digunakan di setiap waktu yang berbeda.[11]
[1] Lihat: http://bayuzu.blogspot.com/2012/07/pengertian-guru.html (24 Juni 2013)
[2] Lihat: http://www.m-edukasi.web.id/2012/06/jati-diri-seorang-guru.html
(24 juni 2013)
[3] Lihat: http://suaraguru.wordpress.com/2009/02/16/menjadi-guru-profesional/.
(24 Juni 2013)
[4] Lihat: http://Makalah _
Profesionalisme Guru ~ MI Tarbiyatusy Syubban Kalimulyo.htm. (24 Juni 2013)
[5] Lihat: http://missendangsari.blogspot.com/2012/04/profesionalisme-guru.html.
. (24 Juni 2013)
[6] Lihat: Http:// KARAKTER
GURU PROFESIONAL ~ MI NEGERI UNGGULAN DALAMAN.htm. . (24 Juni 2013)
[7] Lihat: http://penilaian-kinerja-guru.blogspot.com/2012/01/ciri-ciri-guru-profesional.html.
. (24 Juni 2013)
[8] Lihat: http://ramacahyati8910.wordpress.com/2012/12/12/karakteristik-guru-profesional/..
(24 Juni 2013)
[9] Lihat:
http://edukasi.kompasiana.com/2009/01/08/profesi-guru-dan-problematika-yang-dihadapinya-3166.html.
. (24 Juni 2013)
[10] Lihat http://MI RAUDLATUL
HUDA TERBAN PROFESI GURU PROBLEMATIKA DAN TANTANGANNYA.htm. . (24 Juni
2013)
[11] Lihat http://MI
RAUDLATUL HUDA TERBAN PROFESI GURU PROBLEMATIKA DAN TANTANGANNYA.htm. . (24 Juni
2013)
0 komentar:
Posting Komentar